Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kamis, 28 Juni 2012

Kasih Sayang Ibu Gratis


Sebelum baca artikel Kasih Sayang Ibu Gratis mari kita doa kan Ibu kita yuukk

Suatu sore, Seorang Anak menghampiri Ibunya di Dapur. Ia menyerahkan Selembar Kertas yang telah Ditulisinya.

Setelah Sang Ibu mengeringkan tangannya dengan celemek. Ia pun membaca Tulisan itu dan inilah Isinya :

~•.*♥* Untuk Memotong Rumput Rp. 5.000,-
~•.*♥* Untuk Membersihkan Kamar Tidur Minggu ini Rp. 5.000,-
~•.*♥* Untuk Pergi ke Toko disuruh Ibu Rp. 3.000,-
~•.*♥* Untuk Menjaga Adik waktu Ibu Belanja Rp. 5.000,-
~•.*♥* Untuk Membuang Sampah Rp. 1.000,-
~•.*♥* Untuk Nilai yang Bagus Rp. 3.000,-
~•.*♥* Untuk Membersihkan dan Menyapu Halaman Rp. 3.000,-
~•.*♥*.•♥ Jadi Jumlah Utang Ibu adalah Rp. 25.000,-


~•.*♥*.•♥ Sang Ibu Memandangi Anaknya dengan Penuh Harap. Berbagai Kenangan terlintas dalam benak Sang Ibu. Lalu Ia mengambil Pulpen, membalikkan Kertasnya. . .

Dan inilah yang Ia Tuliskan :
~•.*♥* Untuk Sembilan Bulan
Ibu mengandung Kamu, GRATIS.
~•.*♥* Untuk Semua Malam Ibu
menemani Kamu, GRATIS.
~•.*♥* Untuk Membawamu ke Dokter
dan Mengobati saat kamu Sakit, serta
Mendo'akan Kamu, GRATIS.
~•.*♥* Untuk Semua Saat Susah dan
Air Mata dalam mengurus Kamu, GRATIS.
~•.*♥*.•♥ Kalau diJumlahkan Semua, Harga Cinta Ibu adalah GRATIS.
Untuk Semua Mainan, Makanan, dan Baju, GRATIS...

Anakku… dan kalau Kamu
menjumlahkan Semuanya,
Akan kau dapati bahwa Harga
Cinta Ibu adalah "GRATIS". . .


~•.*♥*.•♥ Seusai Membaca Apa yang ditulis Ibunya, Sang Anak pun Berlinang Air Mata dan Menatap Wajah Ibunya, dan berkata : “Maafkan aku Bu,
Aku Sayang sekali sama Ibu”
Ia kemudian Mendekap Ibunya.

Sang Ibu Tersenyum sambil Mencium Rambut Buah Hatinya.
”Ibupun Sayang Kamu, Nak” kata Sang Ibu.

Kemudian Sang Anak mengambil Pulpen dan Menulis sebuah kata dengan Huruf-huruf Besar sambil diperhatikan Sang Ibu: “LUNAS”

* * *

Sahabat, 
Seberapapun Jasa yang Telah Kita Berikan kepada Ibu, Seberapapun Uang yang kita Dapatkan dan Kita Berikan kepada Ibu, atau Seberapapun Liter Keringat Kerja yang Kita Kumpulkan untuk Ibu, Tidak akan dapat mengganti Kasih Sayang Seorang Ibu...

Kasih Ibu Sepanjang Masa, Dapatkah kita Menukar Kasih Sayang Ibu itu dengan Materi ?!

Menukar dengan Bilangan Angka ?!
atau Menukar dengan Rangkaian Kata Terima Kasih ?!

Tidak Sahabat, Sama Sekali Tidak Bisa.
Oleh karenanya Sahabatku, Berbuat Baiklah Kepadanya, Sayangilah Beliau, Cintailah Beliau, dan Do'akanlah Beliau….

Sahabat, sebagian dari kita termasuk yang Beruntung masih diberi Kesempatan untuk Mencium Tangannya, Mencium Pipinya, Memijit Kakinya, Membuatkan Minuman Untuknya dan menunjukkan Sayang kita Kepadanya. . .

Semoga kita Dapat Terus Melayani Beliau, di Dunia ini, maupun di Surga Nanti.

Aamiin Allahumma aamiin…
Rabbighfirlii waali wali dayaa warhamhumaa kamaa Rabbayanni Shaghiraa... (^_^)
"Wahai Tuhanku, Kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka telah Mendidik Aku sewaktu Kecil"
(QS. Al-Israa' : 24)


Ketika Wanita Menangis


Jika seorang wanita menangis dihadapanmu,
Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.

Jika kamu memegang tangannya saat dia menangis,
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.

Jika kamu membiarkannya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya yang dulu.
Selamanya... .

Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi. Dia menjadi lemah.

Seorang wanita tidak akan menangis dengan mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu, Dia akan menurunkan rasa egoisnya.

Lelaki, jika seorang wanita pernah menangis karena mu,
Tolong pegang tangannya dengan pengertian.
Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu.

Lelaki, jika seorang wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya.

Saat dia menangis didepanmu, Saat dia menangis karnamu,
Lihatlah matanya....
Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang dirasakannya?

Pikirkan....
Wanita mana lagikah yang akan menangis dengan murni, penuh rasa sayang,
Didepanmu dan karenamu.... ..

Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia menginginkan simpati atau rasa kasihan

Dia menangis,
Karena menangis dengan diam-diam
tidaklah memungkinkan lagi.

Lelaki
Pikirkanlah tentang hal itu

Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,
Dan semuanya karena dirimu.

Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau lakukan untuknya,
Hanya kau yang tahu jawabannya.. ..

Pertimbangkanlah

Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'!!

Jumat, 08 Juni 2012

Aku Menangis Untuk Adikku 6 Kali


Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. 

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas.

Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata,
“Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengakui kesalahanku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun Aku berusia 11. 

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten.
Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” 

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.”
Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!” dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. 

Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata,
“Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. 

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata ber- cucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. 

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga di universitas. 

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. 

Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?”
Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu. ..”

Kemudian dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.”Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. 


Kali pertama aku pulang ke rumah setelah menghadiri undangan pernikahan seorang teman, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana.  “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit.Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…”Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku.
Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kata-kata kami ?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” 

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakak saya.”
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, yang berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah.Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja sambil berjalan ke rumah. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.Kata- kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” 

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Sebuah kisah teladan dari negeri China


Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa.



Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaankepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murahuntuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini.

Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikianungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.
ZhangDa Merawat Papanya yang Sakit.

Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, iamembeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya.

Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikaninjeksi/suntikan kepada pasiennya.
Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, sayapun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka saya ingin katakan bahwa Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, makaZhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da,Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir.

Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawabapa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Saya bisa lihat banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya puntidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukupuntuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya, mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit, mengapa ia tidak mintasebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya semua akan membantunya. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Mama Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan ygistimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya…ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.
Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan….BANGKITLAH! karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.

NEVER EVER GIVE UP

Kamis, 07 Juni 2012

Semangkuk Bakmi Panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?” Tanya si pemilik kedai. “tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah” “Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:

BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA. SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR. PIKIRKANLAH HAL ITU?? APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DI DALAM TUHAN.

Rabu, 06 Juni 2012

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis ?





Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis ?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "
Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" 

Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. 

Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanyatanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, 
"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga. 


Minggu, 03 Juni 2012

Arti Seorang Ibu


Tahukah kalian arti seorang Ibu?
Seorang wanita yang melahirkan dan membesarkan kita
dengan Cintanya….
Seorang wanita yang dapat merasakan suka jika kita bersuka serta duka dikala berduka.

Tahukah kalian arti seorang Ibu ?
Wanita yang tidak tega memaksakan kehendaknya kepada sang anak, Meskipun wanita itu tahu bahwasan sang anak belumlah berpengalaman.

Tahukah kalian Arti seorang Ibu?
Wanita yang cintanya laksana Matahari dan Kasihnya bak lentera Surgawi…….
Tempat dimana kita dapat berkeluh kesah tentang kerasnya kehidupan ini…
Saat bersamamya merupakan saat terindah dan tak mungkin tergantikan dengan berlaksa perhiasan dunia……

Tahukah Kalian arti seorang Ibu?
Wanita yang dengan tempaan zaman membuat dia semakin bijaksana
Wanita, dimana semua orang bergantung padanya….

Jadi Tahukah kalian Arti seorang Ibu?
Benar, Ibu adalah Cahaya, Pelita, Lentera atau apalah namanya….
Dimana dengan hadirnya hati duka menjadi suka..
Segala kesulitan sirna, selalu hadir dikala terluka…
Tidak mencela, melainkan membebat yang terluka..

Sudah tahukah kalian arti seorang Ibu?
Ya, Ibulah yang selalu mengorbankan kebahagiaannya demi orang yang disayanginya..
Dan Ibulah yang mengajarkan kepada dunia bagaimana mengalahkan keegoisan diri……


Reuni With My Little Friend, Imha


Minggu yeeyyy
Kemana yah hari ini ? hmm hari ini mau jalan ama siapa yah ? enaknya jalan ke mana yah hari ini ? #muter otak

Nyoba SMS Agil dah, katanya iya, hari ini mau jalan sama saya. Yesss :D
Tapi kok SMS aku gak di bales :'(  katanya mau di traktir, yoo weess tak traktir. Tapi SMS ane kok gak di bales huh gimana sih.. Udah kering di kamar nunggu balesan SMS dia namun tetep nihil.

Karena udah pertengahan hari a.k.a siang nan buambang (baca: panas) ya udah nyari penggantinya aja. Tapiiii siapa ? otak gua mulai perputar-putar lagi kek es putar aje
Iseng-iseng berhadiah nyari nama-nama mba'-mba' dan mas-mas di kontak gua, banyak pilihan sih cumen gak sreekk aja jalan sama mereka huehehehe ^^v
Inisial A gimana yah ? Kan masih jomlo tuh, jadi gak ada ceweknya yg biasa rekcokin gua klo jalan sama dia yang alesannya cemburu lah, sakit hati lah... yaeeelllaaah jeng saya sama mas ini tak ada hubungan special kok, just bespreen, situ aja yang over acting :p hihihi.. Aduuh jadi inget beberapa kejadian yang gak banget deh kalo jalannya sama manusia yang udah punya calon pasangan, apa lagi kalo baru aja jadian, waaahh lagi panas-panasnya tuh, bisa jambak-jambakan berjamaah deh kalo sampe si doi cemburu cowoknya di rental hihihi..

Masih nyari nama-nama di daftar kontak dengan males, berharap dapet orang yang seru dan srek gua ajak jalan.Di screen HP gua nyelip nama kontak "Oneechan Imha"
Yuupp ini dia nih  buronan yang telah lama gua cari udah hampir 7 tahun gak pernah jalan bareng lagi, curcol bareng, ngebolang bareng, makan sepiring bareng *romantis nyeee main hujan-hujanan bareng, masak bareng, nyupir bareng hihihi ketahuan deh, ngerekcokin orang bareng, dan masih buanyak lagi deh  yang  selalu kami lakukan bareng-bareng *mengenang masa-masa kejayaan kami di bangku SD. Hiks

Langsung gua SMS aja..
"say ayo ke matahari katanya banyak diskon nih" hihihi cewek-cewek emang suka banget shopping saat SALE. Bisa kalap dan lupa daratan deh kalo belanja pas departemen store lagi sale apa lagi kalo sale besar-besaran.. Wiihhh langsung narik duit di ATM yang tadinya nabung buat masa depan ehhh malah di habisin heheh *pengalam gua. Hiks.. Nyesel
"jam berapa beibh kamu mau pergi ?" Bales Ima
"jam 2 sayang. Bisa ? Karena mace larang pulang malem :("
"oh, oke syg...saya juga belum mandi.. Masih bisa tidur 1 jam lagi nih. Hehehe" *dasar kebooo :p

Asiiikkk.. Sambil nuggu si mbah imha molor, si putri kraton  Madi and Padi Cure dulu  yah ^_^ xixixixi

2.25 PM i'm finished, udah cantik dan di balut baju polkadot hitam putih, legging hitam, flat biru, mancaapp.
Ehhh... si Imha malah baru selesai mandi. Buseettt jam karet buanget dahh. Bedak gua luntur nih nunggu si putri kraton jabe nan lelet sampai 52 menit lamanya >,< Masih bisa tidur gua kalo gini ceritanya.

* * *

Udah menjelajah setiap sudut departement store matahari belum juga dapet baju yang sreek di hati dan srek di badan.. Emang sih diskonnya gede, lumayan murah lah harganya di banding gak diskon, tapi modelnya itu lohh yang nggak banget. Kalo gak kegedean, kainnya tipis nan transparan, cacat dan modelnya ketinggalan jaman. So, kami berdua ngacir dengan tangan kosong hihihi. Ngapain beli sesuatu yang nggak suka, rugi dong. *alibi

Nggak terasa juga yaa udah sejam lebih kami keliling-keliling di matahari nyari-nyari pakaian yang menawan nan lucu-lucu tapi hasil nihil dan belanja-belanja pernak pernik di toko perhiasan yang ada malah perut konser lagu keroncong.

Yup, time to eat baybeeehhh....Nyari tempat makan di MaRI tuh susah-susah gampang, dari lantai dasar sampai lantai ke tiga belum dapet-dapet yang pas (baca: pas di lidah dan pas dikantong). Kalo bukan pengalaman pernah makan di resto ini dan itu tapi rasanya nggak enak tapi harga meroket atau banyak buanget pengunjung sampai desak-desakan. So, pilihan terakhir ya Pizza Hut aja, kebetulan masih banyak bangku kosong *kebiasaan nih makan di warung kelontong, kursinya bangku panjang yg terbuat dari kayu yg keras huehehe... dan nggak terlalu rame.

Belum masuk ke pintu masuk kami di sambut sama si mba'-mba' waitres berpakaian merah *kalo salah tulisannya gitu, kalo jitak yah
"selamat sore, selamat datang di pizza hut, silahkan mau duduk di mana ? area smoking atau no smoking ? and bla.. bla... blaa..." ngoceh panjang kali lebar

Kami memesan 2 pan pizza, kebetulan ada menu baru meat lover dam satunya lagi lupa nama menunya apa hihihi. 1 mocca float andalan ima dan cold frappe nahh itu andalan gua :D

Makan sambil berbincang-bincang sudah menjadi tradisi orang Indonesia, apa lagi baru ngerumpi bareng lagi setelah lebih dari 7 tahun gak pernah ngerumpi bareng lagi, hihihi.. bayangin aja sehari gak cukup buat bercerita pengalaman dan kejadian seru-seruan kamim selama lebih dari 7 tahun. Kalo di paksain doer deh mulut kami terus-terusan bercerita.

Hari ini kunjungan terakhir kami adalah pizza hut, ngerumpi (baca: bukan ngegosipin kejelekan orang lain loh) dengan di temani segelas minuman dingin dan pizza yanng imut-imut. Gua yang di larang pulang kemalaman seakan-akan mengejar waktu, yaahh ini lah nasib yanng harus gua terima. But no problem, dengan begitu gue belajar disiplin, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan keluarga yah walau pun tak bisa sebebas seperti orang lain kebanyakan yang bisa keluar malam sembari menikmati suasana kota makassar beserta hiburannya. Well, itu salah satu wujud kepedulian mereka terhadapaku, mereka tetap menjaga ku walau pun gua udah bisa di bilang dewasa. Thanks a lot 4 my dad and mom. I LOVE U, So :*

Lahhh kok malah curcol gini yak, hehehe..
Cumen pengen berbagi salah satu sisi kehidupan gue biar kalian bisa kenal gue ;)




Template by:
Free Blog Templates